Suppositoria
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dalam
bentuk, yang diberikan melalui rectal,vaginal atau uretra.
Bentuk dan ukurannya harus sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam lubang atau celah yang diinginkan tanpa meninggalkan
kejanggalan begitu masuk, har us dapat bertahan untuk suatu waktu tertentu.
Penggolongan suppositoria
berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi:
- Suppositoria
rectal
suppositoria rectal untuk
dewasa berbentuk berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya
berbobot lebih kurang 2 g. Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan
jari tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi), dan
berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara
lain bentuk peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis
bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk
yang menggunakan basis oleum cacao
- Suppositoria
vaginal
umumnya berbentuk bulat atau
bulat telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut
dalam air atau yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau
gelatin tergliserinasi. Suppositoria ini biasa dibuat sebagai “pessarium” .
- Suppositoria
uretra
suppositoria untuk saluran
urine yang juga disebut “bougie”. Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya
untuk dimasukkan ke dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran
urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan panjang ± 140 mm, walaupun ukuran ini
masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao maka
beratnya ± 4 gram. Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya
½ dari ukuran untuk pria, panjang ± 70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan
oleum cacao sebagai basisnya.
- Suppositoria
untuk hidung dan untuk telinga disebut juga “kerucut telinga”
keduanya berbentuk sama
dengan suppositoria uretra hanya ukuran panjangnya lebih kecil, biasanya 32 mm.
suppositoria telinga umumnya diolah dengan basis gelatin yang mengandung
gliserin. Namun, suppositoria untuk obat hidung dan telinga jarang digunakan.
Penggunaan suppositoria
bertujuan:
- Untuk
tujuan lokal seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit
infeksi lainnya. Suppositoria untuk tujuan sistemik karena dapat diserap
oleh membran mukosa dalam rektum.
- Untuk
memperoleh kerja awal yang lebih cepat
- Untuk
menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal
dan perubahan obat secara biokimia di dalam hati.
Keuntungan penggunaan
suppositoria antara lain:
1. Dapat menghindari
terjadinya iritasi pada lambung
2. Dapat menghindari
kerusakan obat oleh enzim pencernaan
3. Obat dapat masuk langsung
saluran darah dan ber akibat obat dapat memberi efek lebih cepat daripada
penggunaan obat per oral
4. Baik bagi pasien yang
mudah muntah atau tidak
5. Bentuknya seperti terpedo
mengunt sadarungkan karena suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya
bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur.
Kerugian penggunaan bentuk
sediaan suppositoria antara lain:
1. Tidak menyenangkan
penggunaan
2. Absorbsi obat sering tidak
teratur dan sedikit diramalkan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi absorbsi obat per rektal:
- Faktor
fisiologis
antara lain pelepasan uobat dari basis atau bahan dasar, difusi obat
melalui mukosa, detoksifikasi atau metanolisme, distribusi di cairan jaringan
dan terjadinya ikatan protein di dalam darah atau cairan jaringan.
- Faktor
fisika kimia obat dan basis
antara lain : kelarutan
obat, kadar obat dalam basis, ukuran partikel dan basis supositoria.
Bahan dasar yang digunakan
untuk membuat suppositoria harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu
tubuh. Bahan dasar yang biasa digunakan adalah lemak cokelat (oleum cacao),
polietilenglikol (PEG), lemak tengkawang (oleum shorae) atau gelatin.
Sifat ideal bahan dasar/
basis yang digunakan antara lain:
1. Tidak mengiritasi
2. Mudah dibersihkan
3. Tidak meninggalkan bekas
4. Stabil
5. Tidak tergantung PH
6. Dapat bercampur dengan
banyak obat
7. Secara terapi netral
8. Memiliki daya sebar yang
baik/ mudah dioleskan
9. Memiliki kandungan
mikrobakteri yang kecil (10 2 / g ) dan tidak ada enterobakteri pseudemonas
aeruginosa dan s.aureus.
Pembuatan suppositoria
secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahan
dasar yang digunakan harus meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan
yang ada di rektum.
- Obat
harus larut dalam bahan dasar dan bila perlu dipanaskan. Bila sukar larut,
obat harus diserbukkan terlebih dahulu sampai halus.
- Setelah campurn obat dan
bahan dasarnya meleleh atau mencair, campuran itu dituangkan ke dalam
cetakan supositoria dan didinginkan. Cetakan ini dibuat dari besi yang
dilapisi nikel dan logam lain; ada juga terbuat dari plastik.
07.53
|
Label:
farmasetika
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Mei
(26)
- DIFERENSIASI DAN PROLIFERASI SEL
- Macam-macam Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
- Kelemahan dan kelainan Neuromuskular
- HEPATITIS, GEJALA DAN PENYEMBUHANNYA
- PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PE...
- Pengaruh Konstanta Dielektrika terhadap Stabilitas...
- Kinetika dan stabilitas obat
- Kelarutan
- Suppositoria
- sediaan sirup
- Sediaan Larutan
- EMULSI DAN SUSPENSI
- Metabolit sekunder dan primer
- RESPIRASI Pada TUMBUHAN
- Fotosintesis
- Metabolime sel dan Peranan enzim
- Klasifikasi Jaringan Tumbuhan
- PENGATURAN TEKANAN OSMOSIS SEL, ENDOSITOSIS DAN EK...
- proses biologi lanjutan
- SISTEM TRANSPORT LANJUTAN
- TRANSKRIPSI, TRANSLASI & PEMATANGAN RNA
- Genome, gen, dan mekanisme epigenetik metilasi his...
- GENETIKA MIKROBA Plasmid Dan Fungsinya Dalam Rekay...
- revisi jurnal
- kandungan klorida menggunakan titrasi argentometri
- asidi alkalimetri
-
▼
Mei
(26)
Perfil
- Unknown
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Mei
(26)
- DIFERENSIASI DAN PROLIFERASI SEL
- Macam-macam Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
- Kelemahan dan kelainan Neuromuskular
- HEPATITIS, GEJALA DAN PENYEMBUHANNYA
- PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PE...
- Pengaruh Konstanta Dielektrika terhadap Stabilitas...
- Kinetika dan stabilitas obat
- Kelarutan
- Suppositoria
- sediaan sirup
- Sediaan Larutan
- EMULSI DAN SUSPENSI
- Metabolit sekunder dan primer
- RESPIRASI Pada TUMBUHAN
- Fotosintesis
- Metabolime sel dan Peranan enzim
- Klasifikasi Jaringan Tumbuhan
- PENGATURAN TEKANAN OSMOSIS SEL, ENDOSITOSIS DAN EK...
- proses biologi lanjutan
- SISTEM TRANSPORT LANJUTAN
- TRANSKRIPSI, TRANSLASI & PEMATANGAN RNA
- Genome, gen, dan mekanisme epigenetik metilasi his...
- GENETIKA MIKROBA Plasmid Dan Fungsinya Dalam Rekay...
- revisi jurnal
- kandungan klorida menggunakan titrasi argentometri
- asidi alkalimetri
-
▼
Mei
(26)
0 komentar:
Posting Komentar