revisi jurnal

Analisis Status Flora Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Abstrak
Cagar Alam pulau Sempu yang ada dikabupaten Malang ini adalah suatu daerah hutan tropis yang dijaga oleh pemerintah setempat untuk melindungi tumbuhan dan hewan-hewan langka yang ada di indonesia dan terutama di jawa timur sendiri. Dengan perencanaan untuk menganalisis data dari tingkat keunikannya, dengan hasil menunjukkan kualifikasi 32,73% sangat unik, 54,54% unik, 12,73% cukup unik, yang berarti tingkat flora telah terancam punah. Maka diharuskan untuk melindungi dan melestarikannya sesuai dengan konservasi prosedur berdasarkan IUCN (International Union for Conversation of Nature and Natural Resources)
PENDAHULUAN
Dalam analisis ini kita akan sedikit berbincang tentang keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia dan di Pulau Sempu khususnya, dimana arti keanekaragaman hayati (biodiversitas) sendiri menurut WWF (World Wildlife Fund) (1989) adalah kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan ekosistem di mana mereka melangsungkan kehidupannya. Setiap hayati di dunia pasti penting bagi kehidupan manusia walau hanya hal kecil yang mungkin kita remehkan maka sebagai khalifah dibumi melestarikan keanekaragaman hayati adalah salah satu kewajiban kita yang dapat dimasukkan sebagai kategori ibadah puladalam penjagaan bumi Allah, kita dapat melestarikannya dengan berbagai upaya, salah satunya adalah menyusun perlindungan flora dan fauna sesuai dengan keadaan masing-masing. Dan dengan melihat dari situasi keseharian kita sendiri terlebih dahulu dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan bagi alam sekitar dan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang mengancam flora dan fauna sekitar kita.
Menurut data, Indonesia sekarang memiliki daftar spesies terancam punah terpanjang didunia yaitu 126 jenis burung, 63 jenis mamalia dan 21 jenis reptilia (Kompas 2001a), dari data ini dapat dijadikan intropeksi diri bagi segenap masyarakat yang belum peduli dengan keadaan alam sekitar yang merupakan tanggung jawab bagi setiap individu, yang juga manfaatnya akan menjadi keuntungan maka kita harus menerapkan simbiosis mutualisme pada kehidupan kita dengan kehidupan organisme lain agar tidak terjadinya penggundulan hutan, kebakaran hutan dan berbagai macam peristiwa akibat ulah tangan manusia. Dimana kita juga akan sedikat membahas tentang endemisitas yang berarti tingkat keunikan dimana tanaman itu hanya didapatkan di daerah tertentu saja baik tingkat negara bahkan daerah.
METODE
Metode analisis yang dilakukan dengan membaca literature jurnal tentang “Analisis Status Flora Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang” yang ditulis oleh Hari Sulistyowati, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
PEMBAHASAN
Setelah analisis data yang dilakukan Jurusan Biologi Fakultas dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember didapatkan hasil revisi bobot keunikan di Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. yang telah diteliti dan di verifikasi kebenarannya. Dimana dapat dilihat hasil kualifikasi dari bobot keunikan jenis (B) menurut tiga kualifikasi jenis (V) yaitu Sangat Unik, Unik, Cukup Unik dan Kurang Unik.
Dengan tabel hasil penelitian sebagai berikut,
Tabel 1. Hasil revisi bobot keunikan
U (%)

B

V

76-100 (32,73%)
4

Sangat unik

51-75 (54,54%)
3

Unik

26-50 (12,73%)
2

Cukup Unik

0-25

1

Kurang Unik


Dapat kita lihat dari tabel berikut tingkat presentase yang tinggi pada kategori unik ini menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati di cagar alam ini masih termasuk cukup dalam tingkat kepunahannya, bahkan  enam jenis di antaranya bahkan tergolong jenis flora yang dilindungi yaitu Pterospermum diversifolium Bl. Lagerstroemia flos-reginae Retz., Cynometra sp., Ganophyllum falcatum BL., Manglietia glauca BL. dan Gluta renghas L. (Noerdjito dan Maryanto, 2001; Suripto, 1998). Salah satu jenis pohon, yaitu Excoecaria agallocha L. atau kayu buta banyak dijumpai maka tanaman ini termasuk versi endemik di Pulau Jawa namun jenis ini banyak mengalami penurunan jumlah jika tidak dilindungi (Noerdjito dan Maryanto, 2001; Suripto, 1998). Dengan adaya delapan jenis mangrove dipulau sempu membuktikan adanya tingkat kepunahan dan endemisitas atau keunikan yang tinggi.
Dalam kutipan ini dapat kita simpulkan bahwa keanekaragaman hayati di Cagar Alam Pulau Sempu perlu dilestarikan keberadaannya sebagai aset lokal maupun nasional yang harus dibanggakan. Karena Cagar Alam ini masih memiliki nilai keunikan flora yang cukup tinggi, dengan kondisi yang menjelaskan bahwa tingginya tingkat kepunahan yang ada di Cagar Alam ini. Maka inilah tugas bagi pemerintah setempat untuk lebih memerhatikan keadaan flora di Indonesia umumnya dan di Pulau sempu khususnya, karena inilah kekayaan Indonesia yang telah kita abaikan, dimana tugas pemerintah bukan berarti melepaskan tanggung jawab individu untuk ikut melestarikannya.
Dimana dapat kita lihat bahwa Struktur geologi dan topografi Pulau Sempu dengan sembilan puluh lima persen adalah perbukitan padas yang nampak indah juga merupakan aset kekayaan sumberdaya alam yang tidak ternilai, belum lagi ekosistem perairannya yang berupa telaga, sumber air tawar dan segara anakan yang cukup indah dengan biota airnya. Sunguh sangat menguntungkan bagi para wisatawan untukmemanjakan mata dengan kekayaan alam yang telah Allah ciptakan Maka benar-benar disayangkan apabila kita tidak melakukan upaya untuk melindungi Cagar Alam di Pulau Sempu ini, dimana dengan pengabaian kita maka kita salah satu makhluk yang kufur nikmat atas segala nikmat yang telah diberikan.
KESIMPULAN
Keadaan flora di Cagar Alam Pulau sempu ini termasuk dalam kategori keunikan yang tinggi dengan artian terancam punah, maka kita harus mengupayakan dengan mengalokasikan flora-flora jenis unik untuk dilindungi dengan berbagai upaya seperti, penataan kawasan dengan perawatan kawasan agar tetap sesuai dengan ekosistem flora dan fauna dan pengelolaan flora dan fauna unik dengan pemberdayaan perkembangbiakkannya dan pengupayaan terhadap masyarakat agar tidak adanya pencurian dan penebangan liar agar tetap terjaganya aset kekayaan flora di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Hari Sulistyowati, Analisis Status Flora Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang Jurnal ILMU DASAR, Vol 9 No. 1, Januari 2008 : 78-81,
Hari Sulistyowati, Biodiversitas Mangrove Di Cagar Alam Pulau Sempu, Jurnal Saintek, Vol 8 No. 1, Juni 2009
Kompas. 2001a. Indonesia memiliki daftar terpanjang species yang terancam punah. Senin, 16 April 2001

Suripto BA. 1998. Prinsip-prinsip dan Pengelolaan Sumberdaya Keanekaragaman Hayati di Indonesia, Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Perfil