PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
GANGGUAN
MULUT
MULUT (mouth,
os, stoma)
Fungsi:
- Mastication - memecah dan - menelan makanan)
- Speech - merubah vibrasi pita/kotak
menghasilkan suara, larynx)
- Bernapas.
Struktur:
- Atap (patalum) yang
depan keras dan belakang lunak.
-
Dasar lidah (banyak organ perasa)
-
Gigi di atas gusi (gingiva)
-
Dinding luar ada pipi dan bibir (otot lingkar menjaga makanan di dalam)
-
Lapisan dalam tertutup selaput (membrane mucosa) yang mengandung 3 (tiga) pasang kelenjar saliva
(ludah) di:
·
sublingual (di bawah lidah)
·
submandibular (di bawah dagu) &
·
parotide (di bawah-depan telinga)
GANGGUAN MULUT:
Deformitas: - Malocclusion : Bibir sumbing (cleft lip & palate, bisa sendiri-sendiri atau bersama)
Infeksi: - Abses (pada mulut, gigi);
- candidiasis (infeksi jamur sariawan)
Non-infektif: -leukoplakia;
-lichen planus (tonjolan jaringan warna putih)
Ulkus mulut: luka ulcerasi
(borok) pada mulut.
Kista (cyst): bisa isi cairan, cairan kental di dinding
pipi, atau dasar mulut
Benjolan (lump): rasa sakit atau ulkus yang > 3-4 minggu àkhawatir malignancy (kanker mulut yang utama akibat merokok, dimulai dengan
tanda-tanda leukoplakia,
ulcer, frissure disertai rasa panas, pedih, banyak kasus tidak disertai rasa
sakit)
ESOFAGUS (ESOPHAGUS)
Struktur otot yang bisa
menimbulkan gangguan menelan
dan sakit dada.
- Defek kongenital: atresiaesofagus, konstriksi esofagus.
- Infeksi & inflamasi: Infeksi bisa juga
akibat imunosupresi ,
herpes simplex, candidiasis.
- Esofagitis (non-infeksi):
umum akibat reflux isi lambung, bisa
juga korosif (akibat kimia kaustik)
à esofageal strictura
Cedera: bisa akibat kimia caustik
atau muntah yang hebat yang
merobek lapisan dinding à perdarahan; juga bisa akibat makan
makanan
yang keras dan tajam à
rupture.
Tumor: 90% adalah malignant
(kanker), sisanya benign.Tanda dini adalah kesulitan menelan.
Gangguan lain-2: divertikuli à halitosis; esofageal
spasme; achalasia atau regurgitasis.
Investigasi: Barium
X-ray; endoscopy; biopsy.
PYLORIC STENOSIS
Otot sekeliling pintu keluar
lambung ke pylorus jadi
abnormal tebal.
·
bayi laki dari perempuan,
familial, bumil dengan pylorus stenosis seringnya melahirkan bayi dengan
gangguan ini juga.
·
Pada dewasa penyempitan
umumnya akibat jaringan parut pada
ulkus peptikum atau maligancy kanker lambung.
·
Gejala: 3-4 minggu post
lahir à
bayi muntah-muntah terus
dengan kuat mendorong makanan keluar, setelah makan. Pada dewasa: muntah beberapa jam sehabis
makan.
Pemeriksaan: Barium foto;
gastroscopy.
Terapi: obat; operasi pyloromyotomy; pada dewasa:
causalis.
Pyloroplasty: operasi pelebaran pintu masuk pylorus;
bisa disertai vagotomy (pemotongan saraf ke X) untuk mengurangi produksi asam
lambung pada ulkus pepticum.
GANGGUAN LAMBUNG
Infeksi: Asam
lambung berguna juga untuk membunuh bakteri, virus dan jamur. Infeksi timbul bila
daya tahan ini terganggu à
gastro-enteritis infeksi.
Tumor: Kanker
lambung (15.000 kematian/tahun, USA) Gejala
umum sulit dibedakan dengan indigestion. Sering
ditemukan setelah ada metastasis. Yang tak ganas: polyp
Ulcerasi
(memborok): Timbul akibat asam
lambung yang berlebih. Pertahanan
permukaan lambung oleh sekresi lambung selaput lendir yang ada dan kecepatan
regenerasi lapisan sel ini cukup kuat menjaga kerusakan.
Pengaruh yang
mengganggu (HCL >>) keseimbangan ini bisa menimbukan kerusakan à ulkus peptikum (tukak lambung)
·
Ulkus Peptikum (tukak lambung): akibat: stress, cedera berat (luka bakar), kecelakaan atau post operasi dan infeksi berat. Kadang
timbul tanpa kausa jelas. Obat
aspirin dan alkohol juga mengganggu selaput lendir lambung à gastritis à ulcerasi.
·
Autoimun: Anemia perniciosa: timbul akibat
selaput lendir lambung tidak mampu
menghasilkan faktor intrinsik yang
diperlukan untuk absorpsi vit. B12 yang diperlukan untuk
pertumbuhan eritrosit. Kegagalan ini umumnya akibat adanya atropi
selaput lendir lambung yang juga gagal memproduksi HCL lambung.
·
Gangguan lain:
pelebaran lambung yang bisa akibat ulkus peptikum dan pyloric stenosis. Kadang
bisa juga terjadi volvulus lambung.
·
Pemeriksaan: Barium X-ray foto; gastroscopy;
biopsy.
GANGGUAN USUS (INTESTINE)
Defek kongenital: Atresia;
stenosis; volvulus, blokade oleh
muconium pada bayi baru lahir.
Infeksi dan inflamasi: Yang paling umum: gastro enteritis (bisa infeksi bisa keracunan)
Infeksi: tifoid,
kolera, gardiasis dan amebiasis.
Infestasi: cacing
perut, pipih, gilik atau pita (ascariasis,
ankylostomiasis, teaniasis, cacing kremi)
Colon:
Ulcerative colitis, Crohn’s disease,
Yang lokal:
appendicitis dan diverrticulitis.
Tumor: Lymphoma, Carcinoid syndrome, tumor
jinak, Kanker colon, familial polyposis bisa jadi
ganas.
Gangguan aliran darah: skemia (atherosclerosis, trombosis, emboli). volvulus, intessuception, hernia à gangrene à
cito operasi.
Obstruksi (sumbatan)
Ileus Obstruk : akibat: tekanan dari luar atau dari dalam lumen usus (kanker, Crohn’s
diseases, diverticuli) atau blokade usus (batu empedu, intussuception)
.
Paralytic ilues (usus
berhenti kontraksi sehingga isi tidak dapat lewat, bisa terjadi pada komplikasi febris typhoid)
Gangguan lain-2: Ulcus pepticum (10% populasi), Ulcus usus halus ada pada tifoid,
Crohn’s disease à perdarahan dan
perforasi. Ulcus colon: akibat amebiasis & ulcertave colitis. Diverticuli bisa meradang à diverticulitis. Malabsorpsi makanan, seriawan usus
(sprue). Irritable colon syndrome (Sakit perut terus dan obstipasi atau
diare).
Pemeriksaan: - barium
Ro, sigmoidoscopy, colonoscopy,
biopsy, pemeriksaan feces.
GANGGUAN RECTUM
Rectum adalah bagian bawah usus besar sampai
ke
dubur (anus), tempat penampungan feces.
Gangguan: atresia ani
congenital, proctitis, polyp
recti, familial polyposis; kanker, obstruksi
post radiasi terapi, atau granuloma inguinale (PHS). cedera
senggama, atau cedera benda tajam.rectal prolapse.
Rectocele menonjol ke vagina à diatasi dengan pelvic
floor exercises.
Prolaps recti: umum akibat
mengejan saat defekasi, kadang ada perdarahan.
Kanker rectum: akibat , polyposis dan ulcertaive colitis.
Colorectal cancer penyebab 20%
kematian kanker (USA)
Pemeriksaan:- rectoscopy;
protoscopy; sigmoidoscopy dan biopsy.
GANGGUAN DIGESTI
Agen-2 yang Beraksi pada
Digesti:
Agen/Enzyme: Aksi
Digesti:
(tempat produksi)
Amilase (mulut &
pankreas) à
Mengubah tepung (dari karbohidrat) Menjadi maltose.
Sucrase, maltase & laktase
à Menghancurkan
sayur/mayur, susu (Pancreas, usus halus) & gula à glucose, fruktose &
galaktose.
Asam HCL, Pepsin (lambung)
à Membantu penghancuran Tripsin
(pankreas) & protein à polypeptide, Peptidase (usus halus) peptide & asam amino.
Lipase (pankreas)à Menghancurkan lemak à gliserol, Garan dan asam empedu gliseride dan asam lemak (hati, disimpan di kantung empedu)
Kondisi-kondisi yang mengganggu proses digesti,
mungkin adanya obstruksi, atau penghalang lewatnya makanan di saluran cerna.
Kondisi-kondisi yang mengganggu penghancuran dan absorpsi
nutrient yang lewat.
Gejala gangguan lain-lain: walau kecil namun menimbulkan gejala sulit menelan, rasa sakit panas di
bagian lambung dan dada (heart burn).
Kembung (flatulence), sakit perut
(abdominal pain) diare, obstipasi (constipation), atau perdarahan dari dubur
(rectal bleeding)
Kondisi penyebab timbulnya
gangguan di atas, bisa:
·
Kongenital
·
Gangguan bio-kimiawi herediter terhadap peradangan.
·
Gangguan autoimun
·
Tumor
·
Infeksi viral, bakterial, parasitic
·
Kondisi alergik kronik.
FUNGSI HATI
Hati mempunyai berbagai fungsi
vital bagi tubuh.
·
Memproduksi protein
penting bagi plasma darah, terdiri dari: albumin
(untuk regulasi pertukaran air darah-jaringan) globulin dan komplement (yang diperlukan pada
sistem imunitas tubuh), faktor
koagulasi (pembekuan darah) dan globin
(pengangkut O2), menghasilkan
kolesterol dan protein
khusus yang membantu pengangkutan
lemak.
·
Mengambil glukose
yang tidak segera digunakan tubuh à
disimpan jadi glikogen sebagai energi cadangan tenaga dan panas.(di bawah pengaruh hormon).
·
Meregulasi kadar
asam amino darah, zat-zat kimiawi
yang akan membentuk kesatuan protein pembangun tubuh.
Apabila kadar asam amino terlalu tinngi (sehabis makan) à hati akan mengubah
sebagian mereka menjadi glucose, protein dan asam amino, dan urea yang harus dikeluarkan melalui
ginjal.
·
Bersama ginjal, hati
beraksi membersihkan darah dari:
obat-obat, racun yang terakumulasi di aliran darah.
Hati menyerap substansi terkait
dan mengangkutnya ke luar dari darah à mengubah struktur mereka menjadi: larut dalam air (water soluble) dan mengeskresikan ke dalam empedu.
Empedu akan mengangkut produk-produk dan hati dan membantu
menghancurkannya serta mengabsorpsi
lemak di dalam usus kecil (Sistem Biliary).
Walau fungsinya kompleks, hati
adalah organ yang sangat
resilient.
Bisa sampai dengan ¾ sel-sel-nya rusak atau dioperasi (angkat keluar) sebelum ia berhenti berfungsi
Pemeriksaan: LFT (liver function test), liver
imaging, liver needle biopsy.
Icterus: Jaundice: Warna
kuning pada kulit dan bagian putih mata yang disebabkan oleh timbunan pigment
empedu yang berwarna kuning-coklat.
Jaundice adalah tanda utama
gangguan hati dan sistem biliary (empedu)
Gangguan Hati
Penyebab utama penyakit hati
adalah alkoholic
à alcoholic hepatitis dan cirrhosis
Di Asia. Afrika: sampai
20% populasi adalah carrier hepatitis
virus B, yang mengakibatkan cirrhosis dan primary liver carcinoma.
Gangguan hati lain adalah
- kongesti,
- infeksi bakterial dan parasit,
- gangguan sirkulasi
- gangguan metabolisme,
- keracunan dan
- autoimune.
Gagal hati (Liver failure) bisa
merupakan hasil akhir dari: acute hepatitis, keracunan, cirrhosis.
Gejala umum adalah: -
hepatomegali, icterus
(jaundice)
Defek Kongenital, bisa pada:
saluran empedu (choledochal cyst, terjadi akibat gabungan saluran empedu
kecil-kecil di dalam
hati)- Biliary atresia
Semua memberi tanda-tanda: icterus (jaundice)
Gangguan Autoimun
Masalah utama adalah terjadinya
destruksi berlanjut dari sel hati: Kronik
aktif hepatitis, Progressive primary biliary cirrhosis yang lambat laun/menaun, Sclerosing cholangitis.
Gangguan Metabolik: Hemochromatosis, Wilson’s disease (copper)
Tumor: Kanker sekunder
dari lambung, pancreas, usus besar, Hepatosplenomegali
adalah gejala umum lymphoma, leukemia, Hepatoma (kanker primer) jarang.
Lain-lain: Budd-Chiari Syndrome (sumbatan vena) àascites, Portal hypertension à
esophagus varices, ascites,à
cirrhosis hepatis.
Gangguan Sistem Empedu
Sistem bertanggung-jawab
terhadap: pembentukan, pemekatan, pengaliran
empedu dari hati ke duodenum,
kemudian mengalirkan sampah hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan tubuh ke usus, untuk membongkar dan menyerap lemak.
Empedu diproduksi sel hati dan
ditampung di kantung empedu
(gal-bladder, vesica felea).
Bila ada makanan masuk duodenum lemak memicu sekresi
hormon membuka ampula Vater kontraksi
kantung empedu empedu mengalir ke
usus duodenum.
Garam empedu bekerja sebagai
emulsifier lemak, memecahnya menjadi globule kecil-2 yang mirip susu, sehingga mudah diserap usus kecil.
Gangguan: batu empedu, biliary atresia congenital, obstruksi saluran (batu, kanker) yang kesemuanya bisa menyumbat aliran
empedukolik abdomen + icterik
BATU EMPEDU
Tergantung dari lokasinya batu
empedu (Cholelithiasis) bisa:
·
cholecystolithiasis
(batu empedu di dalam rongga kantung empedu) bisa disertai atau tidak disertai
cholecystitis.
·
choledocholithiasis
(batu empedu di saluran empedu) bisa disertai cholangitis, cholecystitis atau
tanpa cholangitis ataupun cholecystitis
Gangguan batu empedu bisa
mengakibatkan kolik abdomen.
Kolik Abdomen (Abdominal Colic)
Colic (kolik): Adalah serangan sakit kejang
perut yang hebat kemudian reda dan
berulang.
Serangan ini sering terjadi akibat kontraksi pada saluran empedu dan juga
saluran air seni yang umumnya karena ada sumbatan saluran akibat batu, Sedangkan
serangan kolik pada usus, umumnya akibat infeksi dan juga obstruksi.
GANGGUAN PANKREAS
Keadaan serius terjadi bila
fungsi pancreas sebagai kelenjar terganggu.
Gangguan dan Defek Kongenital:
85% cystic fibrosis, tidak dapat
menghasilkan getah pencernaan à malabsorpsi lemak dan protein àsteatorrhea
(minyak di feces) dan
kemunduran otot.
Diabetes mellitus: Pancreatitis kronik, kadang bisa
herediter, bisa menimbulkan DM.
Tumor:
Kanker pancreas adalah umum
(sulit terdiagnose,biasanya ditemukan setelah meluas)
Infeksi: Acute viral infection (> mump virus), Coxsackie virus (bisa
DM),Echovirus.
Trauma: Cedera (terpukul
keras) -> pancreatitis akut. (diduga
enzym yang harus masuk duodenum, mecerna
sel pancreasnya sendiri).
Keracunan dan Obat-obatan: alkoholik, obat sulfa, estrogen, HCT, kortikosteroid,
Autoimun: Penyebab kerusakan pada DM masih
tanda-tanya, (mungkin akibat
infeksi) à
antibodi yang dihasilkan tubuh merusak sel tubuhnya
sendiri.
Lain-lain: Pengguna alkohol lama, Batu empedu yang menutup jalan keluar
enzym pancreas -> PANCREATITIS.
INVESTIGASI
HATI: pemeriksaan fisik, liver biopsy, LFT (liver function test), Ultrasound scanning, CT scanning
EMPEDU: Cholecystography
PANCREAS: Ultrasound scanning ,Laboratorium darah
atau cairan duodenum: pemeriksaan enzyme pancreas. Endoscopy: ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio-pancreato-grapgy) – X-ray untuk melihat sistem empedu berikut ductus pancreas. à Dilakukan bila CT-scan, atau US-scan gagal.
PENYAKIT INFEKSI GASTROINTESTINAL
TYPHOID
& PARATYPHOID FEVER (Demam tifoid & paratifoid)
Penyakit infeksi yang ditularkan melalui makanan dan air yang
terkontaminasi salmonella tifosa atau paratifosa.
Kausa & Insidens: Penyebaran melalui feces tercemar atau feces carrier penyakit terkait lewat:
·
sanitasi air minum jelek, hygiene lingkungan
jelek, lalat, dsb, juga bisa melalui makanan kerang à outbreak.
PERKEMBANGAN PENYAKIT TIFOID: Bakteri masuk Usus dalam Darah
Hati & Limpa Di sini bakteri muliplikasi
diekskresi masuk dan diakumulasi di Kantung Empedu dilepas Intestinum (usus halus)
PREVENSI: Jarang ada di negara maju, Epidemik di begara berkembang, Termasuk
penyakt infeksi yang harus dilapor, pasien perlu diisolasi;Imunisasi diberi
pada orang yang akan berkunjung ke negara di luar US, Canada, Eropa Utara,
Australia dan Selandia Baru, Vaksin diberikan dalam 1 dosis (1-2 hari bisa
sakit dan keringat dingin) à booster setelah 3 tahun.Tidak menimbulkan
kekebalan permanen, maka pengunjung harus minum dari air yang sudah dimasak dan
makan makanan yang dimasak dengan baik.
Simtoma & Tanda-tanda Sakit
Waktu inkubasi: 7-14 hari.
Dari gejala ringan bisa sampai gawat dan mengancam jiwa
pasien.
Dimulai dengan sakit
kepala, demam, nafsu makan turun, malaise, sakit abdomen, obstipasi (diare pada
paratifosa) à delirium.
Obstipasi bisa
diikuti diare
Minggu ke 2: kadang timbul bintik-bintik pink pada dada dan
abdomen à
pembesaran lien dan hati.
Sakit bisa reda dalam 4 minggu.
Komplikasi:
perdarahan usus, UTI, gagal ginjal, peritonitis bisa perforasi.
Diagnosis & Terapi
Hasil pembiakan kuman
salmonella dari: darah, feces, urin.
Widal test (tes aglutinasi) à adanya antibodi dalam darah.
(Demam tifoid tidak sama dengan demam tifus (typhus) yang ditimbulkan oleh
riketsia)
Terapi:
Antibiotika:
chloramphenicol, ampicilin
Yang sakitnya berat,
kadang perlu kortiksteroid.
Komplikasi: Perforasi usus, Bila perdarahan berat à operasi à mencegah, perluasan peritonitis, Adanya
diagnosis dini, antibiotika dan perawatan yang memadai à prognosis baik
Imunitas permanent bisa timbul, namun, kadang ada yang relaps bila
antibiotika yang sesuai dosis (bakteri
typhus bisa hidup lama dalam kantung empedu)
Gastroenteritis & Cholera
Gastroenteritis:
Radang lambung dan usus, sering akut, bisa ringan bisa berat, umumnya hanya
2-3 har, tak perlu terapi macam-macam, hanya diatasi dehidrasinya.
Contoh kasusnya: disentri, demam tifoid, kolera, keracunan makanan, traveler’s
diarrhea
kadang-kadang gangguan lambung ringan, akibat gangguan flora normal usus.
Simtoma
Berat ringan bergantung pada;konsentrasi mikro-organism makanan atau racun
yang dikonsumsi
hilang nafsu makan, nausea, vomtitas, kramp perut dan diare yang timbul perlahan-lahan atau mendadak.
bisa tidak terlalu mengganggu aktivitas rutin.
bisa serangan berat à dehidrasi, shok dan kolaps. pada bayi
atau manula bisa perlu i.v.
Diagnosis
Terapi & Prognosis
Terapi & Prognosis
Yang ringan, diagnosis mudah ditegakkan.
Pada yang berat, anamnesis harus rinci, terkait adanya inefksi, keracunan
makanan atau traveler’s diare.
Terapi:
Kaus ringan tak perlu
rawat rumah sakit à jaga
dihidrasi à cairan
oralit (4 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam dapur/1/2 liter air. Makan
lunak sampai gejala hilang.
Pada kasus berat,
atasi shok, infuse cairan tubuh, makanan lunak sesuai kondisi kemajuan sakit.
Antibiotika sesuai
kuman penyebab.
PREVENSI
perhatikan higiene persiapan makanan, vaksinasi
untuk kasus-kasus Cotypa, Jangan makan makanan yang tidak memenuhi persyaratan sehat, Pasien harus diberi KIE
tentang proses penularan, agar tidak
menularkan ke orang lain.
CHOLERA (KOLERA) Infeksi usus
oleh vibrio (bakteri bentuk koma) ada dua jenis:
- cholera –cholerae dan
- cholera eltor.
Diare berat dengan feces cair seperti air besar à dehidrasi à fatal.
Penularan: melalui makanan dan minumian terkontaminasi vibrio.
Riwayat, sebab dan insidens
Riwayat, sebab dan insidens
Dikenal sejak dulu di timur-utara India dan timbul secara reguler.
Pada abad ke 19 sejak rute
perdagangan terbuka, dengan banyak pilgrim Muslim dan Hindu à menyebar ke seluruh dunia à epidemik dengan banyak kematian.
Periode ½ pertama abad ke 20, kolera
menyebar ke Asia, namun sejak 1961, pandemi baru timbul mulai dari Indonesia à ke bagian lain Asia, Afrika,
Mediterranean dan sampai ke Gulf Coast Amerika Utara.
Sejak itu banyak kejadian ditemukan di US, ada yang akibat makan makanan
kerang yang nampaknya memang sebagai pembawa bakteri vibrio.
Simtoma, Terapi & Prevensi
Inkubasi: 1-5 hari, dimulai dengan diare dan muntah.
Kehilangan cairan bisa 1/2
liter/1jam, dan bila tidak segera diatasi, melalui mulut atau i.v bisa
menimbulkan kematian. Penyebabnya adalah toksin yang dihasilkan oleh kuman yang
menimbulkan cairan keluar dari darah masuk ke kolon dan usus halus
Terapi: Rehydrasi segera, per-oral arau .v.Antibiotik yang digunakan adalah
tetrasiklin-HCl à memperpendek
masa diare dan mencegah penularan ke orang lain. Pada saat epidemi, bisa
terjadi sulit memperoleh air bersih à orang yang merawat menjadi langka.
Prevensi: Peningkatan sanitasi (sampah jangan sampai meng-kontaminasi air),
Penyediaan air bersih, Pendatang harus minum air matang, Vaksinasi bisa
memproteksi selama 6 bulan, Diperlukan sertifikat kolera untuk lewat
pelabuhan.Wisatawan harus menjaga diri.
AMEBIASIS Penyebab: ameba histolitika yang hidup di colon.
Gejala: diare kumat-kumat, sedang
sampai berat, sakit perut melebihi feses yang keluar.bisa menimbulkan abses
hati, apru dan otak.
Kausa & Insidens: protozoa entameba histolitika (orang bisa jadi carrier). Bentuk cystik kadang tak
menimbulkan gejala. Ada yang masuk usus dan ulcerasi àamebic disentri à masuk darah à abses hati dan otak
PREVENSI & TERAPI
Simtoma:
feces cair, > 2x/hari, disertai krmp perut à dysentri (disertai demam feces cair
berdarah)
Prevensi:
Minum air matang, pantang sayur lalapan atau, buah yang kurang bersih.
Terapi:
obat metronidazole, iodoquinol, abses hati à didrain
DYSENTRY (DISENTRI)
Infeksi usus disertai diare dengan feces + darah + nanah+ lendir, Mulus
banyak, feses keluar sedikit dan perlu waktu lama di toilet à keluar sedikit, cair dan berdarah
Ada 2 (dua) jenis disentri:
- disentri baksiler Shigellosis
- disentri amebik (amebiasis)
(protozoa)
Food-borne Infection
Penyakit infeksi yang timbul akibat makan makanan yang terkontaminasi
virus, bakteri, cacing atau organism lain.
Kausa:
·
organism di dalam jaringan atau usus hewan ternak
·
makanan tercemar penyebab penyakit asal dari seorang
yang sakit, umumnya dari fecesnya.
Prevensi: Sanitasi air dan pembuangan sampah yang baik. Pengontrolan
produksi , distribusi sesuai standard, Imunisasi.
KERACUNAN MAKANAN
Yang terumum adalah akibat makanan yang terkontaminasi kuman à sakit perut, muntah dan diare dalam waktu
48 jam, umumnya makanan terkontaminasi bakteria atau virus.
Dugaan keracunan dipikirkan, bila kejadian menyerang sekelompok orang dalam
acara makan yang sama.
Dibagi:
·
infektif: kerang-kerangan terkontaminasi bakteri
atau virus
·
non-infektif: racun plankton, polusi zat kimia dan
air.
Kausa: Bakteri
Grup bakteri: salmonella à strain tertentu dapat bermultiplikasi cepat di
dalam usus à inflamasi
luas.
Hewan ternak, ungas sering mengindap bakteri à ungas yang beku, bila tidak termasak
dengan baik, bisa menimbulkan keracunan.
Salmonella bisa ditularkan melalui tangan manusia atau kaki hewan, melalui
lalat, tangan yang tidak dibersihkan dahulu saat menyiapkan makanan.
Ada bakteri yang sulit dimatikan melalui pemanasan.
Stafilokokal bisa ditularkan melalui tangan penjaja makanan. Botulism
jarang terjadi.
Kausa: Viral
Yang terumum adalah:
- Norwalk
virus
- Rotra virus
yang banyak ada dikerang-kerangan.à jangan dimakan dalam sajian mentah.
Non-infektif:
jamur, buah segar, sayur-mayur dengan dosis tinggi insektisida.
racun bisa berasal dari container makanan (> Zince)
puffer fish (Jepang), cassava (tropis)
Gejala & Diagnosis
Cepatnya gejala
timbul sangat bergantung pada jenis causa dan jumlah yang termakan: kimia: 30
menit toksin bakterial: 1-12 jam viral dan salmonella: 12-48 jam.
Gejala: mual, muntah, diare, sakit perut, dan bila berat à shok dan kolaps. botulism: sistem saraf,
sulit bicara, ganguan pengelihatan, paralisis otot dan muntah-muntah.
First AID dan Terapi
Apabila muntah dan
diare berat à
pertolongan medis segera.
Ambil sampel makanan
untuk diperiksa.
Apabila diduga
keracunan kimia atau bakterial à gastric lavage segera.
Perawatan rumah
sakit: untuk atasi dehydrasi dan iv cairan.
Kecuali botulsm dan
sebagain jamur, umumnya keracunan makanan tidak terlalu serius.
Kesembuhan dapat
terjadi dalam 3 hari.
Prevensi
Standard mencuti tangan harus dijalankan sebelum mengurus/menyiapkan
makanan, sayur dan buah-buahan segar harus dicuci.
Alas pemtong daging dibilas sebelum diginakan untuk motong jenis bahan
berikutnya.
Bahan beku harus dilumerkan dulu sebelum dimasak.
Sebaiknya menanya cara mengolah bahan makanan yang dibeli di supermarket
dsb.
Makanan yang disimpan di rumah, harus dipanaskan dalam presur cooker 120
derajat C, selama 30 menit.
Helminthiasis (Worm Infestation)
Ada berbagai tipe cacing atau larvenya hidup sebagai parasit manusia,
berukuran dari yang mikroskopik sampai beberapa sentimeter panjang.
Hidup di dalam usus, darah, sistem limfatik, saluran empedu, dan hati.
Bisa tidak menimbulkan gejala gangguan bisa sampai menimbulkan sakit parah.
Ada: 2 tipe: cacing gilik, cacing pipih: cacing pita, trematoda
Tipe, Diagnosis dan Terapi
Yang ada di usus: cacing kerimi (pin worm), cacing ascariasis lumbricoides
(cacing perut), cacing ankilostoma duodenale, cacing pita
Yang ada sistem limfe: - filariasis
Diagnosis: dari hasil laboratorium
Terapi: obat antihelmintic
_________________
09.04
|
Label:
patologi
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Mei
(26)
- DIFERENSIASI DAN PROLIFERASI SEL
- Macam-macam Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
- Kelemahan dan kelainan Neuromuskular
- HEPATITIS, GEJALA DAN PENYEMBUHANNYA
- PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PE...
- Pengaruh Konstanta Dielektrika terhadap Stabilitas...
- Kinetika dan stabilitas obat
- Kelarutan
- Suppositoria
- sediaan sirup
- Sediaan Larutan
- EMULSI DAN SUSPENSI
- Metabolit sekunder dan primer
- RESPIRASI Pada TUMBUHAN
- Fotosintesis
- Metabolime sel dan Peranan enzim
- Klasifikasi Jaringan Tumbuhan
- PENGATURAN TEKANAN OSMOSIS SEL, ENDOSITOSIS DAN EK...
- proses biologi lanjutan
- SISTEM TRANSPORT LANJUTAN
- TRANSKRIPSI, TRANSLASI & PEMATANGAN RNA
- Genome, gen, dan mekanisme epigenetik metilasi his...
- GENETIKA MIKROBA Plasmid Dan Fungsinya Dalam Rekay...
- revisi jurnal
- kandungan klorida menggunakan titrasi argentometri
- asidi alkalimetri
-
▼
Mei
(26)
Perfil
- Unknown
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Mei
(26)
- DIFERENSIASI DAN PROLIFERASI SEL
- Macam-macam Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
- Kelemahan dan kelainan Neuromuskular
- HEPATITIS, GEJALA DAN PENYEMBUHANNYA
- PENYAKIT GASTROINTESTINAL TRACT GANGGUAN SISTEM PE...
- Pengaruh Konstanta Dielektrika terhadap Stabilitas...
- Kinetika dan stabilitas obat
- Kelarutan
- Suppositoria
- sediaan sirup
- Sediaan Larutan
- EMULSI DAN SUSPENSI
- Metabolit sekunder dan primer
- RESPIRASI Pada TUMBUHAN
- Fotosintesis
- Metabolime sel dan Peranan enzim
- Klasifikasi Jaringan Tumbuhan
- PENGATURAN TEKANAN OSMOSIS SEL, ENDOSITOSIS DAN EK...
- proses biologi lanjutan
- SISTEM TRANSPORT LANJUTAN
- TRANSKRIPSI, TRANSLASI & PEMATANGAN RNA
- Genome, gen, dan mekanisme epigenetik metilasi his...
- GENETIKA MIKROBA Plasmid Dan Fungsinya Dalam Rekay...
- revisi jurnal
- kandungan klorida menggunakan titrasi argentometri
- asidi alkalimetri
-
▼
Mei
(26)
0 komentar:
Posting Komentar