Glikosida
GLIKOSIDA
Glikosida
: Senyawa organik kompleks berasal dari tumbuhan, jika dihidrolisa menghasilkan
ikatan gula (glikon) dan bukan gula (aglikon)
Aglikon
: methyl alkohol, fenol, gliserol,
sterol
Proses
pembentukan methyl-glukoside dengan aglikon methyl alkohol
Peran
glikosida
Tumbuhan
:
Pengatur
kegiatan fisiologi
Perlindungan
terhadap penyakit
Pertahanan
diri
Manusia:
Untuk
mengatasi penyakit kelainan fisiologi seperti infeksi dan non-infeksi, kelainan
organ, obat jantung, obat pencahar, sabun, bumbu dapur, penyedap masakan,
pewangi makanan
Sifat
kimia glikosida
1.
Mudah
larut dalam air atau pelarut polar (metanol, etanol), sedang aglikon larut
dalam pelarut non polar/organik (eter, kloroform).
2.
Mudah
terhidrolisa menjadi glikon dan aglikon karena adanya asam (mineral) &
enzym (saat tumbuhan mati, luka atau pertunasan)
Pembagian glikosida,
berdasarkan susunan kimia aglikon :
1. Glikosida antrakuinon
2. Glikosida sianogenik
3. Glukosinolat
4. Glikosida flavonol
5. Glikosida lakton
6. Glikosida alkohol
7. Glikosida fenolik
8. Glikosida aldehide
Pembagian
Glikosida :
Glikosida
heterosidaàhidrolisis
Non
gula : Terpenoid, Alkaloid,
Flavonoid, Steroid, Terpen, kuinon.
Gula
: Glukosa, Ramnosa, Fruktosa, Digitosa, simarosa.
Glikon – O – Aglikon = O sebagai jembatan
penghubung glikon dan aglikon
Contoh :
O – glikosida = diosein
N – glikosida = adenosin
C – glikosida = barbaloin
S – glikosida = sinigrin
GLIKOSIDA
ANTRAKUINON
Kuinon
àsenyawa
berwarna dan mempunyai kromofor àyang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua
ikatan rangkap karbon- karbon.
Untuk
tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok yaitu:
benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.
Antrakuinon
dalam tumbuhan biasanya berada dalam bentuk terhidroksilasi dan bersifat
“senyawa fenol” serta mungkin terdapat dalam bentuk gabungan dengan gula
sebagai glikosida
Antrakuinon terdapat dalam tanaman lidah
buaya, Cascara sagrada, frangula (kulit kayu tanaman Rhamnus frangula Linn),
Aloe sp, rhubarb, senna dan lain- lain.
Antrakuinon diketahui memiliki efek
laksatif, disamping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba, antijamur,
penurun tekanan darah, analgesik, antimalaria dan antioksidan.
Derivat glikosida antrakuinon
sebagai pencahar/katartik/purgative :
1. Asam krisofanat
2. Aloe emodin
3. Frangulin
4.
Rein
Krisarobin
tidak digunakan sebagai pencahar, karena dapat mengiritasi selaput lendir
Struktur
inti antrakuinon
Glikosida
antrakuinon
Aglikon : Di, tri, tetra-
hidroksiantrakuinon
Glikon
: Ramnosa, dll
IDENTIFIKASI
KUALITATIF & KUANTITATIF
1.
Identifikasi kualitatif
uji fenolik
antrakuinon (uji bromin)
Uji glikosida
antrakuinon
Identifikasi KLT
spektroskopi IR
2.
Identifikasi kuantitatif
KLT-spektrodensitometri
Uji bromin
Sampel
dalam metanol ditambahkan 2 ml air bromine kedalam 2 ml larutan sampel. Larutan
dikatakan mengandung antrakuinon bila terjadi perubahan warna dari merah muda
menjadi merah.
Indentifikasi cepat untuk glikosida
antrakuinon
Reaksi
Borntrager :
Simplisia
+ eter (maserasi dengan pelarut organik) + KOH àlapisan KOH
berwarna pink
Identifikasi
glikosida antrakuinon
100 mg serbuk
simplisia +5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentaràdidinginkan.
+ 100 ml benzene P, dikocok, dan didiamkan à Pisahkan
lapisan benzena, saringà filtrate berwarna kuning menunjukkan adanya antrakuinonà
Kocok lapisan benzene dengan 1 ml sampai 2
ml natrium hidroksida 2 N, didiamkanàlapisan air
berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon
Antrakuinon
|
Rf(×100)
dalam
|
λ maksimum dalam
etOH (nm)
|
Pita karbonil pada IM (cm-1)
|
|
Sistem 1
|
Sistem 2
|
|||
Emodin Krisofanol Fision
Emodin Aloe Rein
Asam emodat
|
52
76
75
36
24
18
|
18
53
42
53
03
00
|
223,
254, 267, 290, 440
225,
258, 279, 288, 432
226,
255, 267, 288, 440
225,
258, 279, 287, 430
230,
260, ---, ---, 432
227,
252, 274, 290, 444
|
1630 (terkelat)
dan
1670 (bebas)
|
•
Sistem 1, plat silika gel, pengembang benzena-etil asetat-asam asetat ( 75 : 24
: 1)
•
sistem 2, plat poliamida, pengembang metanol-benzena (4 : 1)
•
Antrakuinon dapat dideteksi pada plat kromatografi dengan cahaya biasa dan
sinar UV yang menghasilkan bercak warna. Dengan menyemprot plat memakai larutan
KOH 10% dalam metanol, warna yang semula kuning dan coklat kuning berubah
menjadi merah, ungu, hijau, atau lembayung
GLIKOSIDA
FLAVONOL
Fungsi
: antioksidan
Senyawa
flavonoid yang dikenal dengan aktivitasnya : rutin, kuersetin, biflavonoid,
hesperidin
Hesperidin
dan hesperitin untuk stroke, karena bisa menguatkan pembuluh darah
Rumus
struktur flavonoid
Rutin
dan hesperidin àvit P à faktor permeabilitas digunakan untuk menambah fragilitas kapiler sehingga
digunakan untuk hipertensi : Terdapat pada kulit jeruk àCitrus
sp
FLAVONOID
·
Mempunyai
inti berupa cincin piron
·
Disebut
fenil benzo γ-piron karena letak gugus karbonil pada posisi C no 3 dari O inti
piron
Berdasarkan jenis atom yang berikatan antara gula dan aglikon, flavonoid dibedakan menjadi 2 yaitu:
Flavonoid O-glikosida
Flavonoid C-glikosida
TURUNAN Flavonoid
Sifat
Kelarutan Flavonoid
• Aglikon flavonoid: polifenol
agak asam sehingga dapat larut dalam basa
• Ada gula (glikosida)
polar: larut dalam
EtOH,
MeOH, BuOH, aseton,air, dll
• Aglikon kurang polar : isoflavon,
flavanon, flavon serta flavonol termetoksilasi lebih mudah larut dalam eter /
CHCl3 Memilih, Menyiapkan dan Ekstraksi
• Ideal: tumbuhan segar
• Dikeringkan : dalam tanur bersuhu 1000C
mencegah kerja enzim
• Ekstraksi umum 2 tahap:
1.
MeOH:H2O (9:1)
2.
MeOH:H2O (1:1)
Pelarut
di+an terbentuk bubur cair didiamkan 6-12 jam disaring (plg baik dengan corong
buchner) diuapkan ad vol. 1/3 vol. asal atau hampir semua MeOH menguap
ekstraksi cair- cair dengan CHCl3 / Heksan fase air diuapkan dengan rotavapor kromatografi Memilih, Menyiapkan dan Ekstraksi
• Antosianin:
bunga tidak dikeringkan digerus dengan MeOH yang mgd 1% HCl pekat segera kromatografi
•Flavonoid
kepolaran rendah (kadang tdp pada tumbuhan padang pasir)
merendam tumbuhan segar dalam heksan/eter selama beberapa menit kromatografi
HIDROLISIS
• Hidrolisis Asam : memutuskan suatu gula dari
flavonoid O-glikosida.
– Kekuatan asam
– Sifat gula (glukoronoda >
glukosida; = galaktosida > ramnosida) &tempat gula terikat
(7-O-glikosida > 4’- O-glikosida > 3-O-glikosida)
• Hidrolisis Enzim: menetukan sifat ikatan
antara gula dan flavonoid ( yaitu α dan β) ex:
– Β-glukoronidase : menghidrolisis
β-D-glukoronida
– Pektinase : menghidrolisis
α-D-poligalaktoturonida
• Hidrolisis basa:
– jarang digunakan pada flavonoid glikosida.
– Memutus gula scr selektif dari ggs OH pada
posisi 7 atau 4’ bila juga ada gula yang terikat pada 3-OH
Kromatografi
• Fase diam yang banyak digunakan
adalah selulosa Kromatografi kertas
•
Analisis pendahuluan : KKt
•
Pemisahan: KT 2 arah
•
Kertas: Whatman 3 MM (46x57 cm)
•
Fase gerak yang digunakan
–
Beralkohol (alkoholik): BAA
–
Berair (aquoeus) : asam asetat 15%,18%,30%
KKt
• Fase Gerak Antosianin:
1.
BAA atau Bu/HCl
2.
HCl 1%
• Selain antosianin
vis bercak tidak tampak (setelah/sebelum diuapi
amonia) dilihat di bawah uv 366nm
• Uap amonia
meningkatkan kepekaan deteksi berkaitan dengan struktur senyawa yang
bersangkutan à
Tabel 1
Pengembang
dan Perbaikan Pemisahan Bercak
Tabel.
Pengembang yang berguna pada analisis flavonoid dengan KKt
• Mekanisme pad KKt: absorbsi ; partisi
• Pedoman : – Glikosilasi
akan menurunkan harga Rf pada fase gerak alkoholik tapi menaikkan pada Fase
gerak berair
– Deglikosilasi (penghilangan molekul
gula) akan menaikkan Rf pada f.g. alkoholik, menurunkan Rf pada f.g. berair
– Hidroksilasi (penambahan gugus
hidroksi) akan menurunkan harga Rf pada f.g. alkoholik (BAA/asam asetat)
– Metilasi gugus hidroksi dapat
menaikkan harga Rf pada f.g alkoholik/berair
Pereaksi semprot
• AlCl3 : 5-OH-flavonoid
kuning UV 366
• Kompleks difenil-asam borat-etanolamin
(Naturstoffreagenz
A):
– 3’,4’-dihidroksi flavon dan 3’,4’-dihidroksi
flavonol jingga (uv – vis)
– 4’-OH-flavon dan 4’-OH-flavonol : hijau
kuning (uv-vis)
• Asam sulfanilat yang terdiazotasi
OH- fenol : bercak kuning, jingga, atau merah
• Vanilin HCl + pemanasan: katekin
& proantosianidin (merah-lembayung); lebih lambat pada flavanon &
dihidroflavonol
Kromatografi
Lapis Tipis
•
Tujuan:
–
Mencari pelarut untuk K. Kolom
–
Analisis fraksi yang diperoleh dari K.Kolom
–
Perkembangan reaksi seperti hidrolisis atau metilasi
–
Identifikasi flavonoid secara kromatografi
–
Isolasi flavonoid skala kecil
Eluen
Untuk KLT
Spektroskopi
UV-VIS
Rentangan
serapan spektrum UV-Vis Flavonoid
Pereaksi
Diagnostik: NaOH, AlCl3, HCl, Natrium Asetat anhidrat, dan asam borat anhidrat.
• Pereaksi Geser:
– Spektrum ”NaOMe” merupakan spektrum
flavonoid yang gugus hidroksil fenolnya sampai batas tertentu terionisasi
petunjuk ”sidik jari” pola hidroksilasi dan menentukan gugus OH yang lebih asam
dan tidak tersubtitusi. Degradasi atau pengurangan kekuatan spektrum setelah
waktu tertentu petunjuk baik akan adanya gugus yang peka terhadap basa.
– Spektrum ’AlCl3’ dan ’AlCl3 / HCl’
menunjukkan terbentuknya kompleks tahan asam antara gugus hidroksil dan keton
yang bertetangga dan membentuk kompleks yang tak tahan asam dengan gugus
orto-dihidroksil.
– Spektrum ’NaOAc’ hanya menyebabkan
pengionan yang berarti pada pada gugus hidroksil yang paling asam yaitu untuk
mendeteksi ada atau tidaknya gugus 7-OH bebas.
– Spektrum ’NaOAc/H3BO3’ menjembatani
kedua gugus -OH pada gugus ortodihidroksi dan digunakan untuk mendeteksinya
TANIN
Senyawa
fenolik kompleks yang memiliki berat molekul 500-3000 dimana akan dapat
bereaksi dengan protein membentuk co-polimer kuat yang tak larut dalam air.
Dibagi
menjadi dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa
hidrolitik.
Tanin
berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan pendarahan, dan mengobati
ambeien, antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim
seperti reverse transkiptase dan DNA topoisomerase.
Pembagian Tanin
·
Tanin
Terkondensasi: Paku-pakuan, angiospermae, gymnospermae
·
Tanin
Terhidrolisa: Tumbuhan berkeping dua
Makin
murni tanin, makin kurang larut dalam air dan makin mudah didapat dalam bentuk
kristal
Larut
dalam air tapi dengan batas tertentu terutama dalam pelarut organik yang polar
tetapi tidak larut dalam pelarut organik yang nonpolar seperti benzena dan
kloroform.
Larutan
tannin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan asam mineral atau garam
Tannin terkondensasi (condensed tannin)
Polimer
dari senyawa fenolik yang mirip dengan flavonoid dan memiliki struktur dasar
yang mirip dengan tannin yang dapat terhidrolisis (hydrolysable tannins) tetapi
tidak terlalu larut dalam air dan perlakuan lanjutan dengan pendidihan
menggunakan asam lemah akan terbentuk polimer merah-coklat yang tidak larut
yang disebut phlabaphenes atau tannins-red.
Tannin terdihidrolisiskan (hyrolyzable tannin)
Terdiri
dari dua jenis yaitu galotannin dan elagotannin.
Galotannin
memiliki inti glukosa yang dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester gloil.
Elagitannin,
inti molekulnya berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam
heksahidroksidifenat yang juga berikatan dengan glukosa.
Tannin
terhidrolisiskan (hydrolysable tannins), berwarna kuning-coklat dengan bentuk
amorph yang dapat larut dalam air panas untuk membentuk disperse koloidal.
Bersifat
astringen yang berbentuk ester yang dapat terhidrolisis jika mengalami
pendidihan dengan asam lemah menghasilkan senyawa fenolik
Identifikasi
Secara Kualitatif
Dilakukan
dengan uji pengendapan gelatin.
Larutan
tannin 0,5% ditambahkan ke dalam larutan tannin 0,5% dengan volume yang sama.
Semua
tannin akan meimbulkan endapan sedikit atau banyak, tetapi senyawa fenol lain
pun dapat memberikan hasil uji yang positif.
Tannin
dapat dideteksi dengan mudah pada ekstrak tanaman dengan menggunakan uji
gelatin-block.
Larutan
natrium klorida ditambahkan ke dalam satu bagian ekstrak, larutan gelatin 1% ke
bagian kedua, dan reagen garam gelatin ke bagian ketiga.
Pengendapan
dengan reagen yang terakhir atau kedua reagen, gelatin dan garam gelatin
menunjukkan adanya tannin.
Uji
positif dipastikan dengan penambahan larutan feri klorida ke dalam ekstrak dan
menghasilkan warna biru, biru-hitam, hijau atau warna biru-hijau dan terjadi
pengendapan.
•
Penentuan Tanin Terkondensasi
Reagen
yang digunakan
è Reagen
butanol-HCl (butanol-HCl 95:5 v/v)
è Reagen
ferric (2% feriic amonium sulfat dalam 2N HCl)
•
Penentuan galotannin dengan uji rodamin
Determinasi
Gallotanin dengan menggunakan HPLC
METODE
PEMISAHAN
Cara
tradisional
•Menggunakan
ekstraksi dengan air panas, penggaraman dengan natrium klorida, pengekstraksian
kembali endapan dengan aseton, dan penghilangan lipid yang larut ke dalam
aseton dengan eter.
Penambahan natrium klorida sedikit demi
sedikità Pengendapan
bertingkat campuran tanninà Timbal
atau seng asetat (10%) à Mengendapkan
tannin yang dapat dihilangkan dari endapan àDengan cara penguraian dengan memakai pereaksi hidrogen sulfida
• Gelatin juga dapat membentuk endapan
dengan larutan tannin dalam air. Kemudian etanol dapat digunakan untuk
melarutkan kembali tannin dari endapan tersebut
Cara
hidrosulubilisasi/superkritikal
• Bertujuan untuk memutuskan ikatan
hidroksi dari gula dan senyawa organik lain dengan penggelapan produk akhir.
• Proses ekstraksi superkritikal
merupakan prosedur alternatif untuk memperoleh material bahan mentah alami.
• Keuntungan : temperatur ekstraksi
yang rendah, waktu ekstraksi singkat, dan ketidakadaan konsentrasi pelarut
organik dalam ekstrak.
50 g
+ 500 ml pelarut → ekstraksi 24 jam dikonsentrasikan pada Savant Lyofilizator
Modul ektraksi Hewlett Packard 7680 digunakan untuk menjalankan seluruh percobaan
Bahan
yang akan diekstraksi dimasukkan ke dalam sel ekstraksi 0,7 ml yang mempunyai
penutup sendiri
• Cairan ekstrak superkritikal disimpan
dalam wadah internal dan dibilas ke dalam vial 1 ml yang sudah berisi heksan
dan methanol.
• Sampel diekstraksi dengan
superkritikal karbondioksida menurut prosedur yang sudah dijelaskan
• Suhu dan tekanan dalam proses
pengerjaan berturut-turut berada pada rentang 40 - 80 ºC dan 150 sampai 200
bar.
GLIKOSIDA
ALKOHOL
Salisin
banyak terdapat batang tumbuhan : pada kulit
·
Salix
purpurea
·
Salix
fragilis
·
Populus
candicans
·
Populus
balsamifera
Kandungan
•
Salisin
• Populin
(benzoil salisin)
penggunaan
•
Anti rematik mirip kerja asam salisilat
ALDEHID
Vanilin
didapat dari buah dewasa, tetapi belum masak yang telah diolah dengan
difermentasikan
Tanaman
:
Vanilla
planifolia (vanilla mexico)
Vanila
tahitensis (vanilla tahiti)
Familia
= Orchidaceae
Kandungan
vanila hijau :
1.
Glukovanillin (avenein)
2.
Glukovanilat alkohol
Kandungan
lain :
1.
Gula 10%
2.
Minyak lemak 10%
3.
Ca-oksalat
Penggunaan
1.
Bahan flavour, 2. Sumber vanillin
Penyediaan simplisia :
Buah vanila dewasa belum masak warna hijau dipetik (6-10 bulan
setelah penyerbukan) masukkan & rendam sebentar dalam
air anas untuk mematikan enzim bungkus dengan kain khusus (kain wool) masih
dalam bungkusan, dijemur dibawah sinar matahari sampai warna kuning +_ 2 bulan
(difermentasi) kehilangan berat 70-80%
terjadi proses hidrolisis vanila (berbau khas)
00.13
|
Label:
Farmakognosi
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Oktober
(14)
- Neutrasetikal dan Gizi Sepanjang Kehidupan
- FOOD, FOOD FUNCTIONAL, MEDICAL FOOD, DAN OBAT TRAD...
- Nutrisi dan nutraseutikal
- Terpenoid
- Glikosida
- Karbohidrat
- Tradisi Intelektual Islam
- PENGANTAR FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI.
- MEMBRAN PLASMA DAN TRANSPORT TRANS MEMBRAN
- Dosage From (bentuk Sediaan Obat 2)
- DOSAGE FORM (BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO))
- Cara-Cara Pemisahan
- Identifikasi logam dan nonlogam
- Analisis Kation dan Anion
-
▼
Oktober
(14)
Perfil
- Unknown
Archives
-
▼
2015
(41)
-
▼
Oktober
(14)
- Neutrasetikal dan Gizi Sepanjang Kehidupan
- FOOD, FOOD FUNCTIONAL, MEDICAL FOOD, DAN OBAT TRAD...
- Nutrisi dan nutraseutikal
- Terpenoid
- Glikosida
- Karbohidrat
- Tradisi Intelektual Islam
- PENGANTAR FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI.
- MEMBRAN PLASMA DAN TRANSPORT TRANS MEMBRAN
- Dosage From (bentuk Sediaan Obat 2)
- DOSAGE FORM (BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO))
- Cara-Cara Pemisahan
- Identifikasi logam dan nonlogam
- Analisis Kation dan Anion
-
▼
Oktober
(14)
0 komentar:
Posting Komentar