Rancangan formulasi tablet hisap

Rancangan formulasi tablet hisap
Pendahuluan
       Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 2008; 244).
       Tablet lozenges (hisap) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut (Syamsuni, 2006 ; 171).
DATA PRA-FORMULASI
1. Dekualinium klorida
Nama resmi     : Dequaliniichloridum
Nama lain        : Dekualinium klorida
Berat molekul  : 656
Rumus molekul           : C25H48N6O8CH4O3S2,79
Pemerian          : Serbuk, putih atau hampir putih
Kegunaan        : Zat aktif
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik
Dosis               : Tiap 1-2 jam 1 tablet dihisap
Inkompatibilitas           : Dekualinum klorida tidak kompatibel dengan sabun dan surfaktan anionik lainnya, fenol dan dengan chlorocresol
Farmakologi     : Dekualinum klorida adalah antiseptik bakterisid terhadap gram positif dan negatif melawan jamur
Indikasi                        : Pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Kontraindikasi : Penderita hipersensitif terhadap dekualinum klorida
2. Manitol
Nama resmi     : Mannitolum
Nama lain        : Manitol
Berat molekul  : 182,17
Rumus molekul           : C6H4O6
Pemerian          : Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau dan rasa manis
Kelarutan         : Mudah larut dalam air, larut dalam basah, sangat sukar larut dalam etanol, praktis dan tidak larut dalam eter
Kegunaan        : Zat pengisi dan pemanis
Inkompatibilitas           : Larutan manitol 20% w/v lebih kuat daripada potasium dan natrium klorida (pengendapan terjadi ketika cairan manitol 25% w/v bersentuhan dengan plastik). Sodium kaphorprin 2 mg/ml dan 30 mg/ml tidak cocok dengan infus xylitol dan akan membentuk kompleks dengan beberapa logam (Fe, Al dan Cu)
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat
Kestabilan        : Manitol stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan air. Solusi dapat disterilkan dengan filtrasi atau autoklaf dan jika diperlukan dapat diautoklaf berulang tanpa fisik yang merugikan atau efek kimia
Range              : 20-90%
3. Amylum Maydis
Nama resmi     :Amilum maydis
Nama lain                    :Pati jagung
Kelarutan                     :Praktis, tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Pemerian                      :Serbuk sangat halus
Kestabilan                    :Pati jagung sterilizable dapat disterilkan dengan autoklaf pada 121º C selama 20 menit, dengan etilen oksida atau dengan iradiasi
Penyimpanan   :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                    :Zat pengikat dan pelincir
Range              :5-20% sebagai pengikat dan 5-10% sebagai pelincir
4. Red Cherry
Nama lain                    : Cerasus, Cerise rounge, Rojo cereza, Sour cherry
Deskripsi                     : cairan yang merupakan buah masak dari Prumus cerasus (Rosaceae). Tidak mengandung kurang dari 1% asam malat, pH 3-4
Kegunaan                    : Sebagai pewarna dan perasa
Penyimpanan   : Simpan di tempat yang kedap udara, yang tidak terkena udara bebas dan terlindung dari cahaya matahari
Alasan penambahan bahan
1. Dekualinium klorida
            Senyawa ini berkhasiat bakterisid dan fungisid kuat terkecuali terhadap basil TBC dan lepra, terhadap spora dan virus kurang aktif. Dekualinium klorida 0,25 mg indikasi pada radang tenggorokan, infeksi mulut dan kerongkongan, mencegah infeksi selaput lendir mulut. Dekualinium klorida adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan.
2. Manitol
            Manitol memiliki rasa manis kira-kira 72 % dari sukrosa. Manitol dalam sediaan farmasi digunakan sebagai pengisi (10-90 % w/w) dalam formulasi tablet, dimana itu adalah nilai tertentu karena tidak higroskopis dan dengan demikian dapat digunakan dengan bahan aktif sensitif terhadap kelembaban. Manitol tidak berbau, berbentuk butir halus dan berasa manis seperti glukosa dan setengahnya dari sukrosa serta memberikan sensasi dingin pada mulut.
3. Amylum maydis
            Pati jagung dapat diketegorikan sebagai pelincir dan konsentrasi sebagai pengikat antara 5-20 %. Sebagai bahan pengikat yang khas digunakan antara lain bahan yang berjenis pati karena dapat memberikan kekompakan dan daya tahan tablet.
Formulasi
Rancangan Formulasi
       Dekualinium klorida    0,25 mg
       Red cherry                               0,5 mg
       Amylum maydys                     10%
       Manitol                        ad        200 mg
Perhitungan
Dalam 1 tablet 200 mg mengandung : 
       Dekualinium klorida    = 0,25 mg
       Red cherry                               = 0,25% x 200 mg = 0,5 mg
       Amylum maydis                      = 10%  x 200 mg = 20 mg
       Manitol ad 200 mg                   = 179,25 mg
           
Perhitungan batch
       Dekualinium klorida    = 0,25 mg x 100 =25 mg
       Red cherry                               = 0,5 x 100 = 500 mg
       Amylum maydis                      = 20 mg x 100 = 2000 mg
       Manitol                                    = 179,25 mg x 100 = 17925 mg
Alat dan Bahan
- Neraca analitik
- Labu ukur
- Gelas bekker
- Ayakan no. 6, no, 12 dan no. 20
- Mesin pencetak tablet
- Dequalinium Chlorida
- amylum maydis
- Red cheery
- Manitol
- Air hangat
EVALUASI SEDIAAN/METODE ANALISA
1.Uji keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2 metode yaitu :
a.Keseragaman bobot
Pengujian keseragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan
b.Keseragaman kandungan
Pengujian keseragaman kandungan dilakukan jika jumlah zat aktif  kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan
2.Uji waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur dan persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka waktu tertentu
3.Uji kekerasan tablet
Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukup lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi dalam pemakaiannya. Tablet diukur kekuatannya dalam kg, pound atau dalam satuan lainnya. Alat yang digunakan sebagai pengukur kekerasan tablet biasanya adalah hardness tester
4.Uji disolusi
Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh
5.Uji penetapan kadar zat berkhasiat


Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung, ditimbang dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh tablet maka, harus ditimbang seksama. Kadar zat berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara penetapannya

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Perfil