Rancangan Bentuk Sediaan Farmasetik

Rancangan Bentuk Sediaan Farmasetik
Sifat dari penyakit atau keadaan penyakit, yang akan diobati menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan sediaan apa yang perlu dibuat dan dipasarkan
Prinsip-prinsip
Apakah penyakit tersebut lebih baik diobati secara sistemik atau lokal?
Apakah penyakit tersebut perlu obat yang bekerja cepat, perlahanlahan, dalam waktu yang pendek atau lama?
Peroral, parenteral, topikal atau yang bisa digunakan dalam keadaan gawat darurat?
Pertimbangan lain
Umur pasien
·         Untuk umur<5 tahun, cairan lebih disukai
·         Umur>5 tahun, tablet kunyah
·         Dewasa, lebih menyukai sediaan padat
Cara pemberian obat: oral, parenteral, topikal, rektal, dll.
Pertimbangan Farmasetik
-          Melindungi zat aktif dari pengaruh yang merusak, seperti oksigen atau kelembaban (misal: tablet salut, ampul tertutup)
-          Melindungi zat aktif terhadap pengaruh asam lambung sesudah pemberian secara oral (misal tablet bersalut enterik)
-          Menutupi rasa pahit, asin, atau bau kurang sedap dari zat aktif (misal: kapsul, tablet bersalut, sirup-sirup yang diberi pengenak rasa)
-          Menyediakan sediaan cair dari zat yang tidak larut atautidak stabil dalam pembawa yang diinginkan (misal suspensi)
-          Menyediakan bentuk sediaan cair dari zat yang larut dalam pembawa yang diinginkan (misal larutan)
-          Menyediakan obat dengan kerja yang luas, dengan cara mengatur penglepasan obat (misal tablet, kapsul, dan suspensi yang penglepasannya diatur) >> sustained released
-          Melengkapi kerja obat yang optimum dari tempat pemberian secara topikal (misal: salep, krim, tempelan transdermal, obat mata, telinga, dan hidung)
-          Memberikan penempatan obat ke dalam salah satu lubang dari badan (misal suppo melalui anus dan ovula melalui vagina) terkini ada “rectal tube”.
-          Memberikan penempatan obat secara langsung ke dalam aliran darah atau ke dalam jaringan tubuh >>parenteral
-          Memberikan kerja obat yang optimum melalui pengobatan inhalasi (lewat saluran pernafasan)
Contoh Variasi Bentuk Sediaan
-          Prednisolon >> serbuk kimia zat aktif
-          Tablet Prednisolon >> digunakan secara oral
-          Krim Prednisolon >> untuk pemakaian luar pada kulit
-          Prednisolon Na-fosfat, bentuk garam prednisolon yang larut dalam air >> untuk larutan
-           Injeksi Prednisolon Na-fosfat >> larutan air untuk injeksi intravena/intramuskular
-           Larutan Obat Mata Prednisolon Na-fosfat >> larutan air untuk topikal pada mata
-          Prednisolon Hemisuksinat >> senyawa yang sedikit larut dalam air
-           Prednisolon Na-suksinat untuk Injeksi >> bubuk steril yang dibuat dari Na-suksinat dengan bantuan Nakarbonat.
à Pada waktu penggunaan, bahan dipersiapkan menjadi suatu larutan dan digunakan dengan cara injeksi intramuskular atau intravena.
Aplikasi Sediaan/ Sistem Penghantaran Obat
Rute Pemberian
Sediaan Utama
Oral
Oral Tablet
Kapsul
Larutan
Sirup
Eliksir
Suspensi
Gel
Bubuk/serbuk/puyer
Sublingual
Tablet
Trokhisi/tablet hisap
Parenteral
Larutan
Suspensi
Mikroemulsi
Epikutan/ Transdermal
Salep, krim, pasta, plester, bubuk/serbuk, aerosol, lotion, patch transdermal, gel.
Konjungtival
Salep, krim
Intraokular/ intraaural
Larutan
Suspensi
Intranasal larutan
Semprot
Inhalan
Salep
Intrarespiratori
Aerosol
Rektal larutan
Salep
Suppositoria
Vaginal
Larutan
Salep
Busa-busa emulsi
Tablet
Ovula
Uretral
Larutan
Suppositoria
Klasifikasi Sediaan Farmasi Secara Fisik
Wujud Zat
Bentuk Sediaan
Padat (Solid)
Tablet
Kaplet
Kapsul
Serbuk
Trokhisi-lozenges
Suppositoria
Ovula
Cair
Larutan, Losio
Suspensi
Sirup
Eliksir
Semipadat
Salep
Gel
Krim
Pasta
Gas
Aerosol
Spray
Sistem Penghantaran Obat
-          Telah dikembangkan bentuk sediaan yang menunjukkan efek terapetik cepat, tetapi juga dengan durasi lama/ panjang dengan inovasi teknologi telah dapat dikembangkan sediaan dengan pelepasan obat terprogram.
-          Bentuk sediaan baru (nonkonvensional) dalam pustaka/referensi diberikan dalam beberapa terminologi (prolonged, sustained, controlled, delayed – release atau repeat action product) yang bergantung pada definisi yang diberikan penemunya
Pertimbangan Formulasi Dalam Mendesain Sediaan Farmasi
Langkah awal, harus ditentukan:
-          Rute pemberian sediaan
-          Dosis obat (berdasarkan pelepasan cepat dan modifikasi)
-          Penelitian komponen formulasi yang akan digunakan.
Tahap selanjutnya:
-          Menyusun formulasi secara teoretis
-          Mempelajari pustaka ada/tidaknya interaksi antara komponen formulasi
Pengembangan Formula diawali dengan skala laboratorium:
-          Untuk tablet, kapsul 5000 – 10.000 unit
-          Untuk cairan 5 – 10 L
Peningkatan skala menjadi skala pilot maksimum
-           kelipatan 10 dari skala laboratorium
Selanjutnya ditingkatkan menjadi skala industri/pabrik
-          produksi maksimum kelipatan 10 dari skala pilot.
-          Selama peningkatan skala, kemungkinan dapat
-          terjadi penggantian alat/teknologi manufaktur dan penyesuaian formula
PERTIMBANGAN TEKNOLOGI
Teknologi yang diaplikasikan untuk formulasi skala laboratorium, pilot, dan industri sering berbeda >> harus selalu dilakukan optimalisasi:
-           Perlu dilakukan validasi, salah satu persyaratan untuk 3 batch pertama
-           Karakteristik mesin produksi, terutama yang memiliki kecepatan tinggi perlu dipahami dengan baik.
-          Keberhasilan pengembangan produk terkait dengan teamwork yang bagus.
-          Proses ini (pengembangan produk) merupakan multidisplin, melibatkan orang dengan spesialisasi skill berbeda yang bekerja bersama untuk merealisasikannya
Image result for Struktur Organisasi di industri Farmasi
R & D
Research and Development pada industri farmasi adalah bagian yang melakukan serangkaian proses penelitian dan pengembangan yang ditujukan untuk menemukan produk Farmasi baru atau memperbaiki kualitas produk yang telah ada.
Tugas dan tanggung jawab R & D
1.       Bertanggung jawab dalam pengembangan produk baru sesuai dengan permintaan marketing. Membuat produk baru, novel product (new moleculle entities dan senyawa modifikasi).
2.        Bertanggung jawab untuk melakukan efisiensi biaya produksi dengan membuat formulasi bahan yang memerlukan biaya rendah tetapi tetap menjaga kualitas. Mengembangkan produk yang telah ada (me too product), yang meliputi perbaikan bentuk sediaan, perbaikan kemasan, perbaikan dosis, dan perbaikan formula.
3.       Mengawasi proses scale-up dan bertanggung jawab untuk memperbaiki formula obat jika ditemukan permasalahan dalam produksi.
4.       Membuat rumusan metode analisis, yang akan digunakan sebagai prosedur tetap analisis produk yang dibuat.
Pengembangan Produk Farmasi

Pra-Formulasi à Formulasi à Penetapan Metode Analisis à Pengemasan

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Perfil